Nonfiksi adalah karangan yang dibuat berdasarkan kenyataan atau fakta yang ada dalam kehidupan nyata. Akan tetapi, penulis boleh mengembangkan data nonfiksi sesuai dengan imajinasi penulis.
Biasanya nonfiksi disebut juga dengan cerita yang sebenarnya atau sesuai fakta. Dalam cerita nonfiksi aspek yang dilihat yakni sebuah kejadian atau suatu momen penting dan menarik, kemudian diangkat lagi dengan menonjolkan nilai-nilai penting di dalamnya. Cerita-cerita tersebut berkembang menjadi beberapa jenis.
Fiksi ataupun nonfiksi perbedaannya terletak pada fakta dalam sebuah karangan, imajinasi atau tidak, dan gaya bahasa yang digunakan. Pada cerita nonfiksi, penulis juga boleh menggunakan bahasa kiasan atau mendayu agar pembaca tidak bosan.
Cerita nonfiksi berisi kejadian-kejadian yang sebenarnya ada dan bersifat informatif. Cerita atau isi yang ada di dalamnya memerlukan pengamatan dan data dalam membuatnya, sebab itu cerita nonfiksi dapat dipertanggung jawabkan isinya dan biasanya digunakan sebagai bahan rujukan informasi atau sumber bagi pembacanya. Nonfiksi dapat disajikan baik subjektif maupun objektif.
Karena ceritanya yang faktual, jelas, dan akurat, kaidah kebahasaan yang digunakan dalam nonfiksi lebih ketat dibandingkan dengan cerita fiksi. Bahasa yang digunakan harus logis dan diterima oleh akal sehat pembaca.
Jenis Nonfiksi
Nonfiksi memiliki beberapa jenis. Namun, secara garis besar, nonfiksi terbagi menjadi dua. Berikut dua jenis non fiksi yaitu:
- Nonfiksi murni : Berisi pengembangan yang berlandaskan data otentik.
- Nonfiksi kreatif : Sebuah data yang berkembang berdasarkan imajinasi penulis. Hal ini dilakukan agar tulisan tersebut dapat menyentuh nalar atau pikiran pembaca, serta emosi pembaca dan mendapatkan gambaran yang lebih spesifik. Seperti novel, puisi, dan prosa.
Baik nonfiksi murni maupun kreatif, perbedaan keduanya hanya terletak pada cara penyajiannya.
Namun, nonfiksi murni dan kreatif terbagi lagi menjadi beberapa jenis. Berikut jenis-jenis karya sastra yang termasuk cerita nonfiksi, yakni :
- Karangan opini : Opini merupakan suatu pendapat seseorang yang dikarang berdasarkan isu yang sedang terjadi.
- Esai yang membahas seni atau sastra : Karangan yang membahas suatu permasalahan secara sepintas dari sudut pandang pribadi penulisnya.
- Biografi : Riwayat hidup seseorang namun ditulis oleh orang lain.
- Memoar : Karangan sejarah atau peristiwa masa lampau yang dibuat untuk menekan pendapat, kesan, dan tanggapan penulis atas peristiwa yang dialami dan tokoh yang berhubungan dengannya.
- Karangan jurnalisme
- Eksposisi : Suatu karangan yang bertujuan untuk menjelaskan maksud dan tujuan tertentu.
- Argumentasi : Berisi karangan yang dibuat untuk menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan secara logis.
- Fungsional, dan tulisan-tulisan sejarah, ilmiah, ataupun ekonomi.
Ciri-Ciri Nonfiksi
Supaya kamu dapat membedakan fiksi dan nonfiksi, berikut ciri-ciri cerita nonfiksi. Apa saja sih cerita nonfiksi itu? Yuk, lihat penjelasan berikut.
- Menggunakan Bahasa Denotatif
Bahasa denotatif kebalikan dari konotatif. Jika konotatif memiliki arti bukan makna sebenarnya, maka bahasa denotatif memiliki arti yang sebenarnya. Artinya, bahasa tersebut terbatas dan tidak bermakna ganda (ambiguitas). Hal ini dilakukan agar pembaca dapat menafsirkan sesuai dengan makna yang ingin disampaikan oleh penulis.
2. Bahasa Formal
Dalam cerita nonfiksi, biasanya menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah kebahasaan Indonesia (KBBI) ataupun PUEBI. Namun, ada juga yang menggunakannya dengan gaya bahasa santai atau bahasa sastrawi. Baik bahasa santai maupun sastrawi, informasi yang disampaikan pembaca harus sesuai dengan kenyataan atau valid.
3. Disusun Berdasarkan Fakta yang Ada
Teks nonfiksi disusun dengan berlandaskan pengamatan dan data yang sebenarnya. Sebab itu, buku nonfiksi seringkali dijadikan sumber informasi bagi pembacanya. Nonfiksi dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya oleh penulis. Tak heran, jika nonfiksi memerlukan waktu lama dalam pengambilan data.
Contoh Cerita Nonfiksi
Nah, supaya kamu nggak bingung nih, mending langsung baca aja deh contoh cerita non fiksi pendek singkat dan contoh cerita non fiksi tentang pendidikan. Happy reading!
Budaya membaca di Indonesia merupakan pekerjaan tersulit dan harus melalui jalan yang berliku untuk menempuhnya. Hal ini dibuktikan berdasarkan survei bahwa minat baca masyarakat Indonesia baru 0,001 persen. Artinya, dalam seribu masyarakat hanya ada satu masyarakt yang memiliki minat baca. Rendahnya minat baca menandakan rendahnya budaya membaca pada masyarakat secara umum.
Hal ini akan berakibat pada kurangnya daya saing disebabkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang rendah, dan mengalami keterasingan terhadap diri dan lingkungannya. Oleh sebab itu tahun 2015 pemerintah memberlakukan aturan untuk para siswa. Yaitu membaca selama lima belas menit sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai.
Di era sekarang anak-anak lebih tertarik dengan korea serta gadget mereka. Pembicara pernah membuktikan hal ini. Ketika beliau sedang mengajar disebuah desa, ketika ditanya apa itu laos, mereka tidak mengetahuinya. Hal ini disebabkan karena minat baca yang rendah dan rasa ingin tahu yang kurang.
Belum ada tanggapan untuk "Teks Non Fiksi"
Post a Comment