Saifuddin Qutuz adalah anak
seorang raja ( mahmud bin mahmud ) pada saat itu abbasyah hanya tersisa pada
daerah bagdadt saja. sedangkan daerah lainya bukan lagi menjadi wilayah Dinasti
abbasyiyah. saat itu negara islam menjadi 29 kerajaan kerajaan kecil. sejaman
dengan samudra pasai.
masing -masing punya undang -undang
sendiri, masing -masing punya presiden sendiri, masing -masing punya prinsip
sendiri. sehingga semuanya telah sibuk sendiri sendiri tidak lagi merasa
kehilangan saat salah satu negara islam di serang oleh orang orang kafir mongol
di bawah pimpinan jenggis khan maupun cucunya yang bernama Hulagu khan.
Pertempuran Ain Jalut (atau Ayn
Jalut dalam bahasa Arab : عين جالوت yang
artinya Mata Jalut) terjadi pada tanggal 3 September 1260 di Palestina antara
Bani Mameluk (Mesir) yang dipimpin oleh Qutuz dan Baibars berhadapan dengan
tentara Mongol pimpinan Kitbuqa, anak buah dari Hulaghu khan.
Banyak ahli sejarah menganggap
pertempuran ini termasuk salah satu pertempuran yang penting dalam sejarah
penaklukan bangsa Mongol di Asia Tengah dimana mereka untuk pertama kalinya
mengalami kekalahan telak dan tidak mampu membalasnya dikemudian hari seperti
yang selama ini mereka lakukan jika mengalami kekalahan.
Sejarah ini berbicara tentang
satu peristiwa yang agung dalam peradaban Islam. Sebuah peristiwa di mana umat
Islam bersatu menentang tentara Tartar dari Mongolia dan mengalahkan mereka dan
ndak bisa berkutik lagi di kemudian hari. Kebanyakan ahli sejarah berpendapat
bahawa perang ini merupakan satu titik perubahan (turning point) bagi
kebiadaban dan kerakusan tentara Mongol yang menghabisi segala apa saja yang
mereka lalui dari timur menuju ke barat dan akhirnya kemarahan mereka di
berhentikan dengan paksa dan ditamatkan oleh tentara-tentara Allah di Ain
Jalut.
Hulagu Khan, pewaris tahta Gengis
Khan
Kekaisaran Mongol dibentuk oleh
Genghis Khan pada abad ke-13 M. Genghis Khan bercita-cita untuk meluaskan
kekaisarannya dari timur ke barat dan mengahancurkan apa saja yang menghalangi
mereka dalam mencapai cita- cita yang ingin diwujudkannya.
Awalnya Invansi mereka bermula
dengan menaklukkan beberapa negara di sekitar Mongolia dan kemudian di lanjutka
dengan terus menjajah ke timur, (daerah daerah yang dikuasai oleh umat
Islam).
Sayangnya cita- cita Genghis Khan
untuk membuat kekaisarannya terbentang luas mulai dari ujung timur
ke barat tidak tercapai, karna nyawanya telah dicabut oleh Allah, saat
manusia biadab yang hobi menjajah ini, jatuh tersungkur dari kuda tunggangannya.
Pada tahun 1251 M, Hulagu Khan
yaitu seorang keturunan Genghis Khan, (cucunya) dilantik menjadi pewaris
tahta kekaisaran Mongol, pada saat itulah Hulagu kan berjanji untuk meneruskan
cita-cita kakeknya untuk menguasai seluruh penjuru dunia. Ia memiliki ekspektasi
yang mungkin melebihi kakeknya,sat itu sehingga berbagai cara di tempuh untuk
mewujudkannya.
Untuk merealisasikan impian ini,
Hulagu Khan mengumpulkan kekuatan tentaranya di Asia Tengah selama 2
tahun sebelum mereka melancarkan serangan ke umat Islam yang bernaung di
bawah keKhilafahan Abasiyyah saat itu.
Pada tahun 1253M, Hulagu Khan
memulai ekspedisi penaklukannya pada wilayah Khilafah Abasiyyah.
Tentara Mongol yang telah menaklukan
200 kota dalam masa hanya 2 tahun ini dan berhasil bergerak jauh dalam satu
hari serta memiliki peralatan peperangan yang canggih.
Peralatan perang yang canggih itu
merupakan hasil invansi panglima perang mereka. Semua itu akhirnya
menjadikan merekamemiliki kekuatan yang pilih tanding. Mereka mampu menusuk
dan masuk ke jantung kekuatan Khilafah Abasiyyah. Akhirnya pada tahun
1258M, Baghdad, yang saat itu merupakan ibu kota Khilafah Abasiyyah, isa di
taklukan oleh mongol, atau jatuh ke tangan tentera Tartar.
Marahnya Tentara – Tentara Allah
Saifuddin Qutuz mulai mengumpulkan
tentaranya dan berhasil terkumpul sebanyak 20.000 orang tentera. Mereka telah
sepakat dan memutuskan untuk meyerang tentera Mongol di luar kota Mesir yaitu
melakukan tindakan ofensif terhadap tentara Mongol.
Tentara-tentara Allah ini mulai
bergerak ke luar kota Mesir menuju ke arah Palestina dan bertemu dengan tentara
Tartar yang diketuai komandannya, Kitbuqa di Ain Jalut. Maka terjadilah
peperangan yang amat dahsyat diantara kedua belah pihak.
Ditengah peperangan yang sedang
berkecamuk itu, Saifuddin Qutuz membuka topeng besinya dan menunggang kuda
menuju ke tengah medan pertempuran dan memberi motivasi kepada tentaranya agar
berjuang habis-habisan dan memburu syurga Allah. Beliau bertakbir beberapa kali
dan terus maju ketengah- tengah musuh.
Dalam perang Ain Jalut itu, istri
Sultan Saifudin Qutuz, yang bernama Jullanar turut serta. Saat Jullanar sedang
sakit, Saifudin Qutuz memapahnya dan berkata : ”Wahai Kekasihku”.
Dan Jullanar membalas dengan berkata
: ”Wahai Saifuddin, besarkan kasih kamu terhadap Islam”.
Setelah itu, Saifuddin Qutuz kembali
ke medan tempur dan akhirnya pada hari Jumat, 25 Ramadhan 658H, bersamaan
dengan 3 September 1260M tentara-tentara Allah ini telah memperoleh kemenangan
ke atas tentera Tartar di Ain Jalut.
Belum ada tanggapan untuk "Kisah Saifuddin Qutuz"
Post a Comment