Welcome to literasifh.blogspot.com___________selamat datang di literasifh.blogspot.com___________Welcome to literasifh.blogspot.com___________selamat datang di literasifh.blogspot.com

Kisah Saifuddin Qutuz

Saifuddin Qutuz adalah anak seorang raja ( mahmud bin mahmud ) pada saat itu abbasyah hanya tersisa pada daerah bagdadt saja. sedangkan daerah lainya bukan lagi menjadi wilayah Dinasti abbasyiyah. saat itu negara islam menjadi 29 kerajaan kerajaan kecil. sejaman dengan  samudra pasai.
masing -masing punya undang -undang sendiri, masing -masing punya presiden sendiri, masing -masing punya prinsip sendiri. sehingga semuanya telah sibuk sendiri sendiri tidak lagi merasa kehilangan saat salah satu negara islam di serang oleh orang orang kafir mongol di bawah pimpinan jenggis khan maupun cucunya yang bernama Hulagu khan.

Pertempuran Ain Jalut (atau Ayn Jalut dalam bahasa Arab : عين جالوت yang artinya Mata Jalut) terjadi pada tanggal 3 September 1260 di Palestina antara Bani Mameluk (Mesir) yang dipimpin oleh Qutuz dan Baibars berhadapan dengan tentara Mongol pimpinan Kitbuqa, anak buah dari Hulaghu khan. 
Banyak ahli sejarah menganggap pertempuran ini termasuk salah satu pertempuran yang penting dalam sejarah penaklukan bangsa Mongol di Asia Tengah dimana mereka untuk pertama kalinya mengalami kekalahan telak dan tidak mampu membalasnya dikemudian hari seperti yang selama ini mereka lakukan jika mengalami kekalahan.
Sejarah ini berbicara  tentang satu peristiwa yang agung dalam peradaban Islam. Sebuah peristiwa di mana umat Islam bersatu menentang tentara Tartar dari Mongolia dan mengalahkan mereka dan ndak bisa berkutik lagi di kemudian hari. Kebanyakan ahli sejarah berpendapat bahawa perang ini merupakan satu titik perubahan (turning point) bagi kebiadaban dan kerakusan tentara Mongol yang menghabisi segala apa saja yang mereka lalui dari timur menuju ke barat dan akhirnya kemarahan mereka di berhentikan dengan paksa dan  ditamatkan oleh tentara-tentara Allah di Ain Jalut.
Hulagu Khan, pewaris tahta Gengis Khan
Kekaisaran Mongol dibentuk oleh Genghis Khan pada abad ke-13 M. Genghis Khan bercita-cita untuk meluaskan kekaisarannya dari timur ke barat dan mengahancurkan apa saja yang menghalangi mereka dalam mencapai cita- cita yang ingin diwujudkannya.
Awalnya Invansi mereka bermula dengan menaklukkan beberapa negara di sekitar Mongolia dan kemudian di lanjutka dengan  terus menjajah ke timur, (daerah daerah yang dikuasai oleh umat Islam).
Sayangnya cita- cita Genghis Khan untuk membuat kekaisarannya terbentang luas  mulai dari ujung  timur ke barat tidak  tercapai, karna nyawanya telah dicabut oleh Allah, saat manusia biadab yang hobi menjajah ini, jatuh tersungkur dari kuda tunggangannya.
Pada tahun  1251 M, Hulagu Khan yaitu seorang keturunan  Genghis Khan, (cucunya) dilantik menjadi pewaris tahta kekaisaran Mongol, pada saat itulah Hulagu kan berjanji untuk meneruskan cita-cita kakeknya untuk menguasai seluruh penjuru dunia. Ia memiliki ekspektasi yang mungkin melebihi kakeknya,sat itu sehingga berbagai cara di tempuh untuk mewujudkannya.

Untuk merealisasikan impian ini, Hulagu Khan mengumpulkan  kekuatan tentaranya di Asia Tengah selama 2 tahun sebelum mereka melancarkan serangan ke  umat Islam yang bernaung di bawah keKhilafahan Abasiyyah saat itu.
Pada tahun 1253M, Hulagu Khan memulai ekspedisi penaklukannya pada wilayah Khilafah Abasiyyah.
Tentara Mongol yang telah menaklukan 200 kota dalam masa hanya 2 tahun ini dan berhasil bergerak jauh dalam satu hari serta memiliki peralatan peperangan yang canggih.
Peralatan perang yang canggih itu merupakan hasil invansi panglima perang mereka. Semua itu  akhirnya menjadikan merekamemiliki kekuatan yang pilih tanding. Mereka mampu menusuk dan  masuk ke jantung kekuatan Khilafah Abasiyyah. Akhirnya pada tahun 1258M, Baghdad, yang saat itu merupakan ibu kota Khilafah Abasiyyah, isa di taklukan oleh mongol, atau  jatuh ke tangan tentera Tartar.
Marahnya Tentara – Tentara Allah
Saifuddin Qutuz mulai mengumpulkan tentaranya dan berhasil terkumpul sebanyak 20.000 orang tentera. Mereka telah sepakat dan memutuskan untuk meyerang tentera Mongol di luar kota Mesir yaitu melakukan tindakan ofensif terhadap tentara Mongol. 
Tentara-tentara Allah ini mulai bergerak ke luar kota Mesir menuju ke arah Palestina dan bertemu dengan tentara Tartar yang diketuai komandannya, Kitbuqa di Ain Jalut. Maka terjadilah peperangan yang amat dahsyat diantara kedua belah pihak. 
Ditengah peperangan yang sedang berkecamuk itu, Saifuddin Qutuz membuka topeng besinya dan menunggang kuda menuju ke tengah medan pertempuran dan memberi motivasi kepada tentaranya agar berjuang habis-habisan dan memburu syurga Allah. Beliau bertakbir beberapa kali dan terus maju ketengah- tengah musuh.
Dalam perang Ain Jalut itu, istri Sultan Saifudin Qutuz, yang bernama Jullanar turut serta. Saat Jullanar sedang sakit, Saifudin Qutuz memapahnya dan berkata : ”Wahai Kekasihku”.
Dan  Jullanar membalas dengan berkata : ”Wahai Saifuddin, besarkan  kasih kamu terhadap Islam”.
Setelah itu, Saifuddin Qutuz  kembali ke medan tempur dan akhirnya pada hari Jumat, 25 Ramadhan 658H, bersamaan dengan 3 September 1260M tentara-tentara Allah ini telah memperoleh kemenangan ke atas tentera Tartar di Ain Jalut.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Kisah Saifuddin Qutuz"

Post a Comment

Welcome to literasifh.blogspot.com___________selamat datang di literasifh.blogspot.com___________Welcome to literasifh.blogspot.com___________selamat datang di literasifh.blogspot.com