Welcome to literasifh.blogspot.com___________selamat datang di literasifh.blogspot.com___________Welcome to literasifh.blogspot.com___________selamat datang di literasifh.blogspot.com

Kisah Nabi Ismail

Hari Raya Qurban atau yang kerap disebut dengan Idul Adha adalah hari besar yang diperingati oleh seluruh umat Islam di seluruh penjuru dunia. Hari Raya Qurban dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah yang identik dengan penyembelihan hewan ternak.

Tahukah kamu jika sejarah Idul Adha menyimpan cerita yang sangat dramatis antara Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail? Untuk menjawab rasa penasaran, berikut ulasan sejarah dari Idul Adha yang bisa kamu ambil hikmahnya.

Kelahiran dan Masa Kecil Nabi Ismail

Sejarah Hari Raya Idul A
dha
ini dilandaskan dari ketabahan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Hari itu, Nabi Ibrahim berdoa dengan sangat khusyuk meminta pertolongan kepada Allah SWT. Dalam doa tersebut Nabi Ibrahim memohon untuk diberikan seorang anak yang baik hati dan juga soleh. Dengan segala kebesaran-Nya, doa Nabi Ibrahim akhirnya terkabul. 

Istri kedua Nabi Ibrahim, Siti Hajar dikarunia Allah untuk hamil. Dari rahim wanita solehah tersebut, lahirlah seorang anak laki-laki yang diberi nama Ismail, yang nantinya diangkat oleh Allah SWT menjadi seorang nabi.

Ketika Nabi Ismail masih bayi, Nabi Ibrahim mendapat perintah dari Allah untuk membawa isteri dan anak yang sangat disayangi tersebut ke sebuah lembah yang tandus dan ti

dak ada pepohonan. Selain gersang, di lembah tersebut juga tidak ditemukan penghuni lain sehingga sangat sunyi. Baik Nabi Ibrahim maupun isterinya tidak mengetahui secara pasti apa maksud perintah tersebut. Walaupun demikian, mereka tetap menjalankannya dengan penuh rasa ikhlas dan tawakal semata-mata karena Allah SWT.

Suatu waktu, Siti Hajar kehabisan persediaan air minum yang menyebabkannya tidak mampu lagi untuk menyusui Nabi Ismail. Siti Hajar berlari-lari kecil (sa’i) di antara Bukit Sawa dan Bukit Marwah sebanyak 7 kali untuk mencari air demi bertahan hidup.  Kemudian datanglah pertolongan Allah SWT melalui mata air Zam-zam yang masih ada hingga kini.

Wahyu untuk Menyembelih Nabi Ismail

Hari demi hari Nabi Ismail tumbuh menjadi seorang anak dengan kepribadian baik, sholeh, dan penyabar. Sifat-sifat tersebut seolah menurun langsung dari kepribadian sang ayah, yaitu Nabi Ibrahim.

Suatu malam, Nabi Ibrahim mendapatkan mimpi yang berupa wahyu dari Allah SWT. Di mimpi tersebut Nabi Ibrahim diperintah untuk menyembelih anak laki-lakinya, yaitu Nabi Ismail. Mimpi yang sama ini datang selama 3 kali berturut-turut. Dengan penuh rasa tawakal, Nabi Ibrahim menceritakan seluruh mimpinya kepada Nabi Ismail. Nabi Ismail ditanya bagaimana pendapatnya terkait perintah Allah SWT tersebut. Kesabaran Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail diuji dengan sangat berat dalam kejadian ini.

Nabi Ismail setuju dengan rencana besar sang ayah untuk menjalankan proses penyembelihan. Tanpa ragu, Nabi Ismail yakin bahwa ini semata-mata bertujuan untuk menjalankan perintah dari satu-satunya Zat Yang Maha Kuasa. Setelah mendapatkan kesepakatan, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail kemudian mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan selama proses penyembelihan. Setelah semuanya tersedia, Nabi Ibrahim berdoa dengan khusyuk meminta kekuatan kepada Allah SWT.

Nabi Ibrahim mengikat tangan dan juga kaki Nabi Ismail kemudian membaringkannya di atas sebuah lantai. Dengan berlinang air mata, Nabi Ibrahim mencoba menyembelih menggunakan sebilah parang tajam yang telah diasah. Parang tajam yang mengenai Nabi Ismail terus terpental dan sama sekali tidak melukainya. Kemudian Nabi Ismail meminta sang ayah untuk melepas ikatan untuk mempermudah proses penyembelihan. Tetapi tetap saja parang tajam tersebut tidak mampu untuk menyembelih nabi Ismail.

Atas kebesaran Allah SWT yang telah mengatur segala hal yang terjadi, Allah SWT kemudian memberikan perintah baru kepada Nabi Ibrahim. Perintah tersebut menyuruh Nabi Ibrahim untuk mengganti Nabi Ismail dengan seekor hewan yang besar untuk disembelih.

Momen ini berlangsung tepat pada tanggal 10 Dzulhijjah yang hingga kini diperingati sebagai Hari Raya Qurban. Sehingga hari Raya Qurban untuk mengenang pengorbanan dan ketabahan yang telah dilalui oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.

Sejarah dari hari Raya Qurban ini telah diceritakan dalam kitab suci Al-Quran, tepatnya terdapat pada surah Ash-Shaffat ayat 101 sampai 110. Jika kamu berniat menjalankan ibadah qurban, kamu bisa qurban dengan mudah di Kitabisa. Selain untuk mengenang, beribadah qurban juga bisa membahagiakan sesama Muslim.

 

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Kisah Nabi Ismail"

Post a Comment

Welcome to literasifh.blogspot.com___________selamat datang di literasifh.blogspot.com___________Welcome to literasifh.blogspot.com___________selamat datang di literasifh.blogspot.com